Journey, Refleksi

BERGERAK

Aku ingin begini

Aku ingin begitu

Ingin ini, ingin itu

Banyak sekali…

***

“Kadang, aku itu ngerasa kalau kita, aku, gak ada langkah apa-apa. Aku minta sama Allah kita mau ini, mau itu, tapi aku gak ngelakuin apa-apa buat mewujudkan itu. Aku di rumah, gitu-gitu aja, gak ngapa-ngapain. Gak ngelakuin apa-apa yang sekiranya bisa mewujudkan keinginan-keinginan aku, kita. Ibaratnya kalau mahasiswa tuh pengen lulus tapi skripsinya gak dikerjain.” Aku mengutarakan kegundahanku sambil terbayang soundtracknya doraemon.

“Kamu bergerak kok. Kamu ada di rumah, nemenin anak-anak, ngurusin segala keperluannya, ngedidik mereka, itu kamu gerak. Ya meski dengan cara yang berbeda, dengan jalan yang berbeda.” Sahutnya. “Gini loh, inget gak tentang ilmu sa’i? Bunda Hajar terus aja bergerak bolak-balik dari bukit Safa ke Marwa. Ke Safa lagi, ke Marwa lagi. Begitu terus sampe tujuh kali. Tujuannya apa? Nyari air kan. Padahal beliau tahu, udah bolak-balik di situ gak ada air. Tapi tetep aja dilakuin, tetep aja usaha. Beliau ngabisin jatah geraknya, ngabisin jatah usahanya, sampe Allah nilai beliau layak buat dapetin apa yang dibutuhkannya, air, yang malah keluar di bawah kaki Ismail.”

“Sama, kamu ada di rumah, bergerak sesuai jalanmu. Aku bergerak sesuai dengan kapasitasku. Perkara Allah jawab doa kita lewat mana, ya enggak tahu, terserah Dia aja. Bisa jadi gak ada sangkut pautnya sama yang aku kerjain, ya gak apa-apa. Yang penting aku bergerak, kita bergerak.”

***

Kurang lebih begitu percakapan tempo hari dengannya. Tentang kegalauan seorang full time mom yang sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam rumah. Ngukur-ngukur jarak kamar tidur, kamar mandi, dapur. Kerjaannya gak lepas dari nyuci-nycui dan beberes. Ngurus isi perut anak mulai dari pemasukan sampai pengeluaran. Nemenin anak main: jadi MC, tukang dongeng, pembalap, tukang gambar, dll. Dan dari kesemua itu, banyak yang memandang dengan sebelah mata padanya. Hah? Ibu rumah tangga? Di rumah aja? Gak kerja? Kuliahnya buat apaan?

Eh, hellow Madam.

Istri atau ibu yang tinggal di rumah itu, tanpa usikan dari luar pintu rumah pun seringkali harus berperang dengan batin sendiri. Aku sih gitu, cung yang samaan. Pikiran-pikiran tentang ‘Ih kok gue sekarang gak produktif sih’ ‘Kok gue gak bisa menghasilkan materi’ ‘Sekarang gue susah mau pergi kemana-mana’ dll. Jangankan ngobrol haha-hihi di tempat asik, mau balas pesan saja direcokin bocah. Jangankan mau nulis buku, nulis status sosmed aja mesti nunggu bocah tidur. Syukur-syukur emaknya gak ikut ketiduran atau tidur duluan sebelum bocahnya lelap.

Tapi ibu yang tinggal di rumah gak boleh berkecil hati. Karena ternyata kamu di rumah itu gak nganggur kok, Bu. Kerjaan kamu banyak. Ya sayangnya aja gak ada manusia yang mampu gaji. Tapi kalau suamimu ridho, insyaallah, Dia langsung yang bayar kamu. Kamu mungkin gak bisa produktif seperti teman-temanmu yang punya penghasilan berupa uang atau menghasilkan sebuah karya. Tapi kamu sadar gak? Produk kamu itu ada pada anak-anak yang Allah titipkan padamu. Produktivitas kamu bisa dilihat dari bagaimana nantinya anak-anak itu kamu bentuk.

Gara-gara pertanyaanku tentang ‘Kok gue kayaknya useless banget ya sekarang’, aku jadi sadar ternyata selama ini aku gerak, aku produktif, aku menghasilkan. Meski berbeda dengan teman-temanku yang bisa berkarya di luar rumah.

Alurnya adalah, aku ada di rumah. Aku bergerak mengurus rumah dan penghuninya, sehingga suamiku bisa tenang bergerak sesuai jalannya.

Allah pasti Maha Tahu keputusan-Nya ‘menyimpanku’ di dalam rumah adalah yang terbaik. Karena mungkin aku tidak akan sanggup bertahan dari godaan di luar sana.

Kalau aku jadi working mom, bisa jadi hidupku akan jadi hedon, kerjaannya gibah, lupa ngurus anak, lupa ngurus suami, gak hormat suami karena ngerasa punya gaji sendiri. Alih-alih buku dan mainan anak, perlengkapan ngelenong, baju baru, dan tas bagus dari buruan tiap abis gajian. Naudzubillah…

So, salut deh buat para emak yang bisa berkarya di luar rumah, tapi tetep bisa ‘hadir’ di dalam rumah. Kalian betul-betul keren!

Bergerak. Ya betul, bergerak saja. Sama seperti burung yang terbang keluar sarang, bergerak saja. Perkara nanti dapat makanan dari mana, lewat siapa, itu urusan Allah.

Note:

Kalau ada teman-teman pekerja yang merasa agak terusik dengan tulisan ini, mohon maaf. Serius ini diperuntukan buat para ibu rumah tangga, yang tiap harinya tinggal di rumah, biar gak sedih.

Leave a comment