Revisian done!
Alhamdulillah akhirnya bisa benar-benar bernapas dengan lega. Drama (ini bahasa saya aja biar agak dramatis) yang dimulai sejak hampir setahun lalu akhirnya -hampir- berakhir. Saya inginkan drama dengan akhir bahagia. Semoga Allah masih berikan waktu sampai wisuda nanti. Aamiin.
Pencapaian hari ini tentu takkan terjadi tanpa rangkaian peristiwa hari kemarin. Saat ‘panas’ memikirkan topik apa yang akan diangkat sedangkan teman lain sudah dengan pede mengantongi judul penelitian; kelegaan saat ide yang diajukan disetujui dan didukung oleh dosen; kelegaan mendapatkan pembimbing yang super baik (ini bukan gombal kok, Bu); kelegaan berpartner dengan teman yang se-ide; kelegaan mendapatkan tempat penelitian dengan lingkungan dan orang-orang yang super ramah; kepanikan saat penelitian tidak se-lancar seperti yang ditulis di proposal; kepanikan mengejar waktu agar bisa selesai sebelum batas akhir yudisium; dan potongan-potongan episode lainnya.
Semua peristiwa yang terjadi, di mata manusia terlihat seperti kebetulan dan akibat dari sebab usaha-usaha yang ia lakukan. Padahal sebenarnya tidak ada hal yang terjadi dengan kebetulan karena manusia sedang memerankan sebuah naskah drama yang dari jauh-jauh hari telah ditentukan oleh Tuhannya.
Maka, sebab pencapaian hari ini terjadi bukan hanya karena usaha sendiri, saya haturkan terimakasih kepada semua yang mendoakan, membantu secara virtual, terlebih yang terlibat langsung dalam perjuangan saya saat ini. Keluarga besar, guru dan dosen, Yayasan Pendidikan Bakrie, teman-kakak-adik seperjuangan, staff kampus, pihak balai, mas penjaga fotokopi, dokter klinik, abang grabbike, bude nasi uduk, bude jus, pakde gorengan, abang nasi goreng dll. Terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Terlalu dangkal untuk diketahui hanya oleh penduduk bumi. Insyaallah, saya kirimkan nama-nama kalian dalam lantunan doa, agar didengar penghuni langit, menembus lapisan-lapisan yang tak kasat mata. Semoga kalian selalu dilingkupi keberkahan. Aamiin.
Ih Riska lebai, cuma kelar skripsian doang juga, pake makasih-makasih segala.
Biarin, karena buat saya ini bukan sekedar ‘cuma’. Pun bantuan dan kemudahan yang saya terima, terlalu tak tahu diri jika begitu saja dilupakan. Quotenya Riska:
“Hidup kita ini, belum tentu orang lain peduli, maka hargailah.
Hidup kita ini, belum tentu orang lain ingat, maka tuliskan.”
***
Lalu kemungkinan akan muncul tagihan-tagihan…
Riska, revisiannya udah kelar? fokus ngurusin keperluan acara ica kali (ini tagihan dari Ka Bowo)
Iya Ka.
Dek, kamu pelajari ini ya. Minta tolong bikinin ini-ini -ini (ini tagihan dari Ka Ana)
Iya Ka.
Jadi alur cerita buat TKMB menurut kalian gimana? sudah bisa dibuatkan? (ini tagihan dari Kang Rendy)
Iya Kang.
Dek, bisa bikin artikel buat Tasqut lagi? (ini tagihan dari Teh Lena)
Iya Teh.
Jadi kamu kapan mau pulang? (ini tagihan dari mama)
Iya Mah.
Jadi kapan sebar undangan? (ini tagihan dari mereka)
-.-
***
Lalu kemungkinan akan muncul komentar:
Riska ngode mulu ^.^
Ih, engga loh!